Kemenag Perkuat Kompetensi Managerial Kepala MI

By Admin

nusakini.com--Kementerian Agama melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah terus berupaya meningkatkan kualitas tenaga kependidikan di lingkungan madrasah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penguatan kualitas Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI). 

Direktur GTK Madrasah Suyitno mengatakan bahwa tugas kepala madrasah yang tidak kalah penting adalah melayani. Menurutnya, jika kepala madrasah sudah menunjukan pelayanan yang baik, maka sebagian tugas yang selama ini dijalankan oleh Kankemenag bisa diambil alih kepala madrasah. 

“Hal-hal tenis terkait madrasah yang selama ini dijalankan oleh Kankemenag (Kemenag Kab/Kota), bisa dilaksanakan oleh kepala madrasah. Sebab tugas Kankemenag sangat banyak,” terang Suyitno saat memberikan arahan dalam Workshop Peningkatan Kompetensi Kepala pada MI di Belitung, kemarin.

Dikatakan Suyitno, saat ini dunia memasuki masa revolusi industry 4.0, yang serba teknologi digital. Semua informasi tentang madrasah dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. “Profil-profil madrasah, prestasi dan data madrasah, masyarakat dapat dengan mudah mengakses,” ujar Suyitno. 

Menurut Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang, perkembangan revolusi industry 4.0 memiliki dampak positif dan negatif. Tentu ini menjadi tantangan bagi kepala madrasah. “Positifnya adalah semua menjadi serba mudah, semua berbasis online, informasi-informasi dapat diakses mudah,” pungkasnya. 

“Sedangkan dampak negatif dari revolusi industry 4.0 adalah menjadikan orang malas membaca, malas menulis. Orang dapat dengan mudah membagikan permasalahan pribadi atau permasalahan internal madrasah,” lanjut Suyitno. 

Menghadapi hal ini, Suyitno, berpesan bahwa kepala madrasah harus peka terhadap permasalah yang terjadi. Sehingga kepala madrasah memiliki kewenangan memberi pencerahan terhadap permasalahan yang terjadi masalah. 

“Jika ada masalah di internal madrasah, jangan sampai tersebar ke publik, cukup diselesaikan di internal saja,” ujarnya. 

“Kepala madrasah itu sama dengan manajer, sehingga harus bisa menyelesaikan masalah yang ada di lingkungannnya sedetail mungkin, kecuali sudah tidak mampu menyelesaikannya, baru dikonsultasikan dengan kasi. Jika kasi tidak bisa, baru ke Kankemenag, dan seterusnya,” terang Suyitno. 

Di hadapan para kepala madrasah, Suyitno berpesan, jangan sampai pernah puas dengan prestasi yang telah dicapai. 

Kegiatan ini diikuti 40 kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) perwakilan masing-masing provinsi seluruh Indonesia.(p/ab)